Sabtu, 25 Maret 2017

Pokok Kedelapan

Pokok Kedelapan
P A R A D O K S 

Paradoks,adalah sesuatu yang sepertinya bertentangan, padahal tidak, dan bahkan yang sepertinya bertentangan itu sebetulnya saling mendukung. Paradoks penting untuk memahami esensi dari Kehidupan dan Spiritualitas.

Ketika Anda melakukan apa yang ditentangkan, malah Anda mendapat lebih dari apa yang Anda inginkan, misalnya istilah “Melepas untuk Mendapatkan”. Maksudnya bagaimana? Kok mau mendapatkan malah harus dilepas?

Begini ceritanya, kadang, ketika kita terlalu menginginkan sesuatu dan sudah bersusah payah berusaha untuk mendapatkannya, yang terjadi yang diinginkan malah semakin menjauh, tak ada tanda-tanda akan bisa Anda dapatkan, seperti terus menerus menabrak tembok, susah sekali. Nah, ketika Anda mulai tidak ngoyo atas apa yang Anda inginkan, ketika Anda lepas keinginan kuat untuk meraihnya dan mulai menjadi diri yang normal, normal dalam artian tetap berusaha namun menyertai kepasrahan di dalam usaha, eeh malah yang sebelumnya susah setengah mati jadi sangat gampang.

Logikanya, boleh jadi dengan kepasrahan kita jadi lebih tenang dan bisa melihat alternatif yang lebih baik dari tindakan yang selama ini dilakukan. Kepasrahan yang membantu itu seperti berhenti menggedor tembok dan mulai jeli untuk mengamati tembok secara lebih menyeluruh, barangkali ada “pintu” yang bisa Anda lalui tanpa harus terus-menerus menggedor tembok di sisi yang sama.


Semua kreatifitas dan kecerdasan yang terpendam bisa muncul apabila sebelumnya mampu melepas keinginan yang terlalu menggebu. Lepaskan diri dari keinginan yang berlebih, lepas dari keinginan yang susah payah, lepas semua itu, dan lakukanlah usaha atas keinginan disertai rasa berpasrah atau bersera.

Secara alamiah kita akan melakukan apa yang disukai, sebaik-baiknya, Kita akan melakukan apa yang membuat kita terinspirasi untuk melakukannya, tidak melihatnya sebagai beban. Maka lepaskan diri kita dari belenggu keinginan yang mencengkram kaki dan tangan agar bisa bergerak lebih jauh, lebih cepat dan ringan. Dengannya, barangkali apa yang Anda raih melampaui dari apa yang Anda harapkan.

Misalnya, kalau saat ini Anda sedang mengejar Cinta, lepaskan diri dari keinginan memiliki Cinta itu, lakukan apa yang bisa dilakukan,  kalau memang jodohmu dia tak akan lari kemana, kalau bukan jodohmu, Anda bisa mudah melirik yang lain karena Anda tidak terikat pada keinginan buta dan terobsesi karenanya, seribu satu jalan menuju Roma, Anda tidak harus bersikeras terhadap satu jalan saja.

Semakin dalam kita masuk ke dalam Diri, secara alamiah akan semakin banyak keinginan yang tidak perlu untuk dilepas, semakin kta dekat dan kenal dengan jiwa yang menjadi esensi kehidupan, maka kita akan lebih produktif. Tidak banyak beban yang menempel, ringan untuk bergerak, dan bisa tekan pedal gas sedalam-dalamnya untuk bergerak bahkan lebih cepat dari yang diharapkan, akibatnya, - yang seringkali terjadi - karena Anda tidak berharap banyak, Anda mendapat banyak sekali!

Konsep dasar ini berlaku untuk apapun yang diinginkan.

Bagaimana dengan apa yang tidak diinginkan? Sesuatu yang Anda takut terhadapnya apabila terjadi. Misal, takut kena PHK, maka kiatnya pun sama, lepas takut itu dan Anda akan dapatkan dua kemungkinan, pertama tidak kena PHK, dan kedua kalaupun di-PHK maka Anda akan dapat pekerjaan atau usaha sendiri yang lebih baik. Lepas dari keinginan mendapatkan cinta, maka kita akan mendapat banyak cinta.

Sama, konsep melepas bisa dilakukan pada hal yang kita ingin atau tidak inginkan, dan pada akhirnya kita akan mendapatkan apa yang terbaik dari apa yang kita lepas dengan kerelaan dan kesadaran.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar