Jumat, 24 Maret 2017

Confucius


KONFUSIUS/CONFUCIUS (551 SM)



“Bukankah menyenangkan untuk belajar, berlatih, dan sekaligus berpraktek?” Kata-kata tersebut adalah pembukaan dari Analects of Confucius, sebuah kumpulan perkataan Confucius yang berasal dari masa kuno ketika seni pembelajaran mulai mendapatkan kebebasan.

Pembelajaran ala Confucius tidak hanya fokus pada memahami buku, tapi lebih kepada praktek dalam hubungan sosial, dan tentunya, kebaikan dari nilai “kemanusiaan”. Memahami “kemanusiaan”, dan mencoba untuk menyadari serta mengaplikasikan dalam keseharian, terutama dalam menemani perjalanan agung kehidpan atau Dao, akan mengisi kita dengan rasa kegembiraan.

Confucius menyesalkan “masyarakat umum” yang melakukan kebaikan hanya untuk memenuhi tuntutan sosial kemasyarakatan tetapi tidak untuk pengembangan jiwa dalam dirinya. Daripada “merasakan kegembiraan dalam melakukan kebaikan”, “masyarakat umum” menggunakan kebaikan dan menggunakannya sebagai "jubah kemunafikan‟.

Confucius mungkin adalah salah seorang pemikir besar yang awal-awal memperdebatkan bahwa kita memiliki kekuatan untuk mengubah kedudukan kebangsawanan diri kita sendiri. Ini adalah pernyataan yang subversif pada jaman itu, terutama ketika dia bersikeras bahwa para muridnya memiliki kekuatan untuk menjadi Chunzi atau Bangsawan, sebuah gelar yang biasanya hanya disematkan pada anak seorang Pembesar di Kerajaan.

Bagi Confucius, tidak menjadi masalah siapa orang tuamu. Jika kamu tidak menyuburkan kemanusiaan, kau tidak berhak mendapatkan gelar sebagai seorang “Bangsawan,” dan karenanya tidak terkualifikasi untuk berada dalam sebuah pemerintahan. Kemanusiaan adalah esensi dari Pemerintahan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar